Bakteri Aeromonas Hydrophila

Bakteri Aeromonas Hydrophila


    Berkembangnya teknologi bersama deskripsi kontinu mengenai taksonomi menyebabkan reklasifikasi sering terjadi pada taksonomi bakteri seperti pada penelitian menunjukkan bahwa Aeromonas hydrophila subspesies anaerogen termasuk dalam spesies Aeromonas caviae bukan Aeromonas hydrophila. Aeromonas hydrophila termasuk bakteri patogen yang sering menyerang pada organisme aquatik. Bakteri ini tidak hanya menyerang pada organisme akuatik saja, hewan ternak darat juga bisa melalui saluran pencernaanya seperti di lingkungan pemotongan hewan dan akuakultur di Benin City, Nigeria. Bakteri Aeromonas hydrophila ini sangat merugikan karena dapat menyebabkan organisme yang terserang menjadi sakit bahkan bisa menyebabkan kematian. 
Adapun upaya pencegahan dan penanganan yang dilakukan untuk mengatasi bakteri Aeromonas hydrophila. Salah satu upaya pencegahannya yaitu vaksinasi oral merupakan alternatif pencegahan untuk imunisasi ikan dalam budidaya intensif. Namun, keefektifannya dibatasi oleh kemungkinan vaksin degradasi pada sistem pencernaan ikan. Adapun upaya penanganan setelah terjangkit bakteri yaitu dengan penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik ini ternyata dapat menyebabkan resistensi antibiotik pada bakteri karena terjadi mutasi gen pada bakteri sehingga bakteri dapat bertahan dari serangan antibiotik. Berdasarkan penelitian, penggunaan antibiotik dapat digantikan oleh magnolol yang merupakan ekstrak dari kulit magnolia officinalis. Magnolol melindungi lele dari infeksi Aeromonas hydrophila dengan menghambat ekspresi aerolysin yang merupakan senyawa racun yang dihasilkan bakteri Aeromonas hydrophila. Penelitian lain menyebutkan bahwa vaksin Omp48 dari protein membran luar Aeromonas hydrophila dapat digunakan sebagai vaksin potensial untuk perlindungan tidak hanya terhadap infeksi Aeromonas hydrophila, namun juga terhadap patogen bakteri lain. 
















Bioinformatika Bidang Aquaculture

Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi
Review Journal 
Dosen Pengampu : Ristiawan Agung Nugroho S.Pi, M.Si

Freshwater Recirculating Aquaculture System Operations Drive Biofilter Bacterial Community Shifts around a Stable Nitrifying Consortium of Ammonia-Oxidizing Archaea and Comammox Nitrospira
By : Ryan P. Bartelme, Sandra L. Mclellan and Ryan J. Newton

          Sistem operasi resirkulasi air tawar sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari manusia. Air tawar merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia. Manusia memerlukan air tawar untuk kehidupan sehari-hari seperti air minum, untuk mandi, cuci dan kakus (MCK), dan masih banyak lagi manfaat air lainnya. Untuk itu, penggunaan air harus dilakukan secara bijak dan perlu adanya resirkulasi air agar cadangan air  dalam tanah tetap terjaga. Manfaat adanya resirkulasi air ini yaitu mengurangi eksploitasi air tanah yang dapat berdampak buruk bagi kehidupan manusia kedepannya. Dampak yang ditimbulkan yaitu adanya penurunan muka air tanah yang mengakibatkan perembesan air laut ke daratan. Hal ini mengakibatkan kandungan air tanah yang semula air tawar menjadi air payau bahkan bisa menjadi air asin. Kondisi seperti ini menjadikan air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi dan dapat mengakibatkan korosi pada benda-benda logam.
Resirkulasi air untuk kegiatan akuakultur juga sangat berguna, sebab air ini merupakan sumber kehidupan bagi kultivan yang dipelihara. Resirkulasi air yang digunakan dengan memanfaatkan bakteri biofilter seperti nitrobacter, nitrosomonas dan nitrospira. Sistem resirkulasi air ini dapat menekan biaya produksi dari penggunaan air untuk budidaya. Sistem ini memproses kotoran ikan, sisa pakan, dan senyawa serta gas beracun hasil efek samping dari kotoran ikan dapat dijebak dalam tangki pengendapan dan filtrasi. Setelah melalui tahapan tersebut, air yang kembali kedalam kolam, kandungan kotoran dan kandungan senyawa berbahaya sudah hilang, paling tidak berkurang. Proses ini mengakibatkan air yang kembali kekolam tetap stabil dan sehat, sehingga bakteri pathogen tidak berkembang, kesehatan dan daya tahan ikan terjaga, nafsu makan ikan tidak menurun, sehingga pertumbuhan ikan tidak terhambat dan tingkat kematian dapat diminimalisir. Kemampuan untuk menguasai sistem resirkulasi air ini sangat diperlukan untuk seseorang akuakulturist guna mengelola air sebagai media tempat budidaya ikan tersebut berlangsung.