Review Jurnal Mengenai Penerapan SIG

GIS and RS based Assessment of Cultivated Land Quality of Shandong Province
Penulis : Zhen Wang, Liming Wang, Ruina Xu, Haitao Huang, Fang Wu

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menilai kualitas lahan budidaya di provinsi Shandong melalui Remote Sensing (RS) dan Geographic Informatic System (GIS). Fokus utama dalam penilaian tersebut apakah terjadi penurunan kualitas lahan budidaya dari tahun 2000 hingga tahun 2005.
Metode penelitian yaitu dengan studi wilayah provinsi Shandong dan informasi diperoleh dari citra satelit MODIS serta penggunaan model Pressure-State-Response (PSR) untuk menyusun dan mengklasifikasikan informasi.
Kesimpulan dari penelitian pada jurnal ini adalah sebagai berikut:
1) Kualitas lahan pertanian di Provinsi Shandong menurun dari barat daya ke timur laut secara keseluruhan;
2) Secara keseluruhan kualitas lahan pertanian di Provinsi Shandong sedikit menurun dari tahun 2000 sampai 2005;
3) Kualitas lahan budidaya di beberapa daerah rendah. Dengan kondisi geografis, suhu cahaya yang sesuai, tingkat kesuburan tanah dan kelembaban tanah yang tinggi, lahan budidaya di Heze, tertinggal dari rata-rata, menunjukkan rendahnya efisiensi pemanfaatan dan potensi pengembangan yang tinggi;
4) kualitas lahan budidaya dan ekonomi tingkat pembangunan tidak konsisten di beberapa daerah di Provinsi Shandong.
Menurut saya, secara keseluruhan isi jurnal sudah sesuai dengan judul jurnal yang membahas tentang penilaian lahan budidaya di provinsi Shandong. Konten dalam jurnal sangat informatif yang ditampilkan dalam tabel dan gambar mengenai potensi lahan budidaya di provinsi Shandong.
Kelebihan   : penggunaan tabel dan gambar peta hasil analisis SIG sehingga memudahkan pembaca                         dalam memahami isi jurnal.
Kelemahan : data tentang kualitas lahan budidaya tidak ditampilkan secara rinci untuk beberapa                               daerah di provinsi Shandong.

Daftar Pustaka
Wang, Z., L. Wang, R. Xu, H. Huang and Fang Wu. 2012. GIS and RS based Assessment of Cultivated Land Quality of Shandong Province. Procedia Environmental Sciences 12:823 – 830.
Link : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1878029612003556


Bacillus amyloliquefaciens

Bacillus amyloliquefaciens strain BNS2 16S ribosomal RNA gene, partial sequence
1 cctggctcag gacgaacgct ggcggcgtgc ctaatacatg caagtcgagc ggacagatgg 61 gagcttgctc cctgatgtta gcggcggacg ggtgagtaac acgtgggtaa cctgcctgta 121 agactgggat aactccggga aaccggggct aataccggat ggttgtttga accgcatggt 181 tcagacataa aaggtggctt cggctaccac ttacagatgg acccgcggcg cattagctag 241 ttggtgaggt aacggctcac caaggcaacg atgcgtagcc gacctgagag ggtgatcggc 301 cacactggga ctgagacacg gcccagactc ctacgggagg cagcagtagg gaatcttccg 361 caatggacga aagtctgacg gagcaacgcc gcgtgagtga tgaaggtttt cggatcgtaa 421 agctctgttg ttagggaaga acaagtgccg ttcaaatagg gcggcacctt gacggtacct 481 aaccagaaag ccacggctaa ctacgtgcca gcagccgcgg taatacgtag gtggcaagcg 541 ttgtccggaa ttattgggcg taaagggctc gcaggcggtt tcttaagtct gatgtgaaag 601 cccccggctc aaccggggag ggtcattgga aactggggaa cttgagtgca gaagaggaga 661 gtggaattcc acgtgtagcg gtgaaatgcg tagagatgtg gaggaacacc agtggcgaag 721 gcgactctct ggtctgtaac tgacgctgag gagcgaaagc gtggggagcg aacaggatta 781 gataccctgg tagtccacgc cgtaaacgat gagtgctaag tgttaggggg tttccgcccc 841 ttagtgctgc agctaacgca ttaagcactc cgcctgggga gtacggtcgc aagactgaaa 901 ctcaaaggaa ttgacggggg cccgcacaag cggtggagca tgtggtttaa ttcgaagcaa 961 cgcgaagaac cttaccaggt cttgacatcc tctgacaatc ctagagatag gacgtcccct 1021 tcgggggcag agtgacaggt ggtgcatggt tgtcgtcagc tcgtgtcgtg agatgttggg 1081 ttaagtcccg caacgagcgc aacccttgat cttagttgcc agcattcagt tgggcactct 1141 aaggtgactg ccggtgacaa accggaggaa ggtggggatg acgtcaaatc atcatgcccc 1201 ttatgacctg ggctacacac gtgctacaat ggacagaaca aagggcagcg aaaccgcgag 1261 gttaagccaa tcccacaaat ctgttctcag ttcggatcgc agtctgcaac tcgactgcgt 1321 gaagctggaa tcgctagtaa tcgcggatca gcatgccgcg gtgaatacgt tcccgggcct 1381 tgtacacacc gcccgtcaca ccacgagagt ttgtaacacc cgaagtcggt gaggtaacct 1441 tttaggagcc agccgccgaa ggtgggacag atgattgggg tgaagtcgta acaa //

        Berdasarkan hasil squencing kode accession KU681451.1 dengan kemiripan homolog 99 % didapatkan bakteri Bacillus amyloliquefaciens strain BNS2 16S. Bakteri ini mampu menghasilkan enzim amilase untuk komersil. Enzim amilase ini berasal dari bakteri Bacillus amyloliquefaciens yang telah dikultur. Enzim Amilase bakteri umumnya lebih disukai pengolahan pati di antara bakteri, spesies Bacillus seperti B. subtilis, B. stearothermophilus, B. macerans, B. megaterium dan B. amyloliquefaciens adalah produsen terbaik a-amilase termostabil menggunakan fermentasi terendam dan ini telah banyak digunakan untuk produksi komersial enzim untuk berbagai aplikasi (1). Dalam hal ini, amilase (terutama yang termostabil) merupakan kelas enzim yang sangat diminati dan tinggi permintaan karena banyaknya kelebihan yang mereka tawarkan. Bioteknologi Amilase memiliki beragam macam aplikasi itu signifikan di berbagai bidang, seperti klinis, medis, dan kimia analitik dan juga di bidang tekstil, makanan, fermentasi, kertas, penyulingan, dan industri pembuatan birKeuntungan dari menggunakan amilase termostabil dalam proses industri meliputi penurunan risiko kontaminasi, biaya eksternal pendinginan dan tingkat difusi meningkat (2).
B. amyloliquefaciens mampu tumbuh dan berkembang pada tanah terutama pada tanah di indonesia. Bakteri ini diujikan dengan ditumbuhkan pada tanaman ginseng, ginseng menjadi tumbuh dan diikuti dengan pertumbuhan B. Amyloliquefaciens pada akar ginseng.  Pola tanam ginseng diperlukan untuk bertahan hidup dan berdirinya dalam kondisi lapangan Populasi B. amyloliquefaciens HK34 lahan di Indonesia menunjukkan potensi isolat ini tumbuh dan berkembang biak pada jenis tanah yang berbeda. Studi kolonisasi akar menggunakan tanaman ginseng tumbuh menunjukkan kemampuan B. amyloliquefaciens HK34 untuk terbentuk di akar ginseng (3). Penerapan mikroorganisme antagonis alami untuk pengendalian penyakit hayati pascapanen telah muncul sebagai alternatif untuk fungisida sintetis dan banyak mikroba antagonis telah diidentifikasi dan berhasil dikomersilkan ke seluruh dunia. Diantaranya, strain bakteri sebagai agen biokontrol yang efektif (BCA) untuk mengendalikan banyak penyakit tanaman yaitu bakteri strain bacillus mewakili sekitar setengah dari produk biokontrol yang tersedia secara komersial di Indonesia dan dunia (4). Bacillus amyloliquefaciens termasuk dalam rhizobacteria. Rhizobakteria adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman yang bisa dimanfaatkan salah satunya untuk pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakteri). Bacillus amyloliquefaciens subspesies plantrum FZB42 adalah jenis dari rhizobacteria yang ampuh dalam aktivitas pertumbuhan tanaman dan aktivitas biokontrol (5).



Daftar Pustaka

1.     Abd-Elhalem BT, El-Sawy M, Gamal RF, Abou-Taleb KA. Production of amylases from Bacillus amyloliquefaciens under submerged fermentation using some agro-industrial by-products. Ann Agric Sci [Internet]. 2015;60(2):193–202. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.aoas.2015.06.001

2.      Narendra Kumar P, Swapna TH, Khan MY, Reddy G, Hameeda B. Statistical optimization of antifungal iturin A production from Bacillus amyloliquefaciens RHNK22 using agro-industrial wastes. Saudi J Biol Sci [Internet]. 2017;24(7):1722–40. Available from: https://doi.org/10.1016/j.sjbs.2015.09.014

3.      Lee BD, Dutta S, Ryu H, Yoo SJ, Suh DS, Park K. Induction of systemic resistance in panax ginseng against phytophthora cactorum by native bacillus amyloliquefaciens HK34. J Ginseng Res [Internet]. 2015;39(3):213–20. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jgr.2014.12.002

4.       SUN P, CUI J, JIA X, WANG W. Isolation and Characterization of Bacillus Amyloliquefaciens L-1 for Biocontrol of Pear Ring Rot. Hortic Plant J [Internet]. 2017;3(5):183–9. Available from: http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S2468014117302741

5.       Fan B, Li YL, Li L, Peng XJ, Bu C, Wu XQ, et al. Malonylome of the plant growth promoting rhizobacterium with potent biocontrol activity, Bacillus amyloliquefaciens FZB42. Data Br [Internet]. 2017;10:548–50. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.dib.2016.12.029